Di antara sobat Sajian Kira adakah yang masih galau gundah gulana terpikirkan suatu hal dengan kata kunci ‘alasan untuk mulai menulis’? Tenang nggak hanya temen-temen aja, tapi kami juga menemuinya saat memutuskan banting stir ke dunia kepenulisan.
Namun, seiring berjalannya waktu, alasan itu tak pernah kami temui lagi. Yang kami temui justru banyak peluang menanti di depan sana. Penasaran bagaimana cara kami menemukan jawaban atas alasan untuk mulai menulis beserta peluangnya bahkan bergabung di Komunitas One Day One Post? Yok mulai berproses dengan lanjut baca artikel ini sampai selesai ya :D!
1. 6 Alasan untuk Mulai Menulis
a. Media Komunikasi
Menulis merupakan kemampuan dasar yang dimiliki manusia. Menulis juga merupakan salah satu media komunikasi baik dua arah ataupun searah. Komunikasi yang terjalin ini tentunya akan memberi efek dan manfaat pada orang lain. Entah orang yang dituju akan tergugah untuk menerima pesan tulisan, atau justru sebaliknya.
Dengan menulis nantinya kita akan diberikan rekam jejak langsung atas apa yang telah kita komunikasikan pada subjek lain. Tentunya hal ini menjadi kemudahan tersendiri karena kita tak perlu repot menekan tombol rekam.
Melalui menulis juga membuat kita lebih mudah berkomunikasi pada orang lain. Hal ini tidak terlepas dari waktu proses belajar menyusun kalimat efektf dan efisien. Harapannya dengan menulis mampu menyelaraskan antara gagasan di dalam otak dan alam bawah sadar agar selaras dengan mulut saat pengucapan. Proses menulis di sini menjadi penyaring kata-kata yang kurang bijak di dengar. Jadi, bijaklah dalam menulis ya :D!
b. Media Pengembangan Diri
Setelah terjalin komunikasi dari menulis dan memberikan manfaat pada sekitar ataupun lingkungan, maka terbentuklah jati diri dari si penulis tersebut. Nah jati diri ini dapat digunakan untuk personal branding. Maka terjalinlah sebuah jalan menuju pengembangan diri yang lebih baik lagi.
Ada manfaat lain setelah terciptanya pengembangan diri yakni mendapat rezeki berupa relasi dan potensi lain. Misalnya penulis content di blog yang ulasannya jujur dan baik mampu menggugah objek yang direviu sehingga kedepannya akan terjalin kerjasama. Entah sebagai brand ambassador misalnya atau marketing visual, bisa jadi.
c. Media Pundi Cuan
Setelah terjalin komunikasi yang baik dan diri ini berkembang tentunya akan datang banyak tawaran. Salah satunya bernama cuan. Cuan adalah bahas gaul atau bahasa bekennya dari uang. Siapa yang tidak mau jika mendapat cuan dengan modal menulis. Eits, saya di sini tidak ingin mendiskreditkan bahwa menulis itu ‘hanya’ ya. Karena menulis itu juga butuh pembelajaran panjang. Penulis yang bijak tentunya akan banyak belajar dan mencari sumber ilmu sehingga karya tulis yang ia buat nantinya akan berdampak baik bagi dirinya maupun bagi sesama.
d. Media Penyalur Energi
Energi besar seperti rasa emosi yang berlebihan tentunya tidak baik jika diluapkan dengan cara yang salah dan tidak bijak. Yang terjadi selanjutnya justru melukai orang lain dan merugikan diri sendiri. Nah, dengan menulis mampu mengalirkan energi-energi negatif itu agar terbuang dan tersalurkan dengan bijak. Energi negatif itu bukan merupakan energi yang buruk. Kita juga membutuhkannya. Namun, ada kalanya ketika energi negatif lebih banyak terkumpul ketimbang energi positif maka yang akan terjadi adalah emosi tidak stabil, marah, dan bahkan berujung pada melukai diri sendiri dan orang lain.
Oleh karenanya, melalui menulis juga bisa menyalurkan perasaan-perasaan negatif tadi. Malah juga bisa menjadi karya. Misal menulis tentang peperangan maka tulisan yang keluar bisa dirasakan oleh para pembaca karena memang ada rasa emosi yang tertuang di sana.
Ketika dengan menulis misal dengan menjurnal pun mampu menguras tangki-tangki emosi dari dalam diri. Lalu kelak di kemudian hari saat kita membacanya lagi maka akan terlitas di benak kita seperti misal, “Untung saja aku lampiaskan pada tulisan, sehingga tidak perlu lah marah meledak-ledak.”
e. Media Peningkat Konsentrasi
Tak dapat dipungkiri bahwa menulis ulang materi yang diberikan saat pelajaran mampu meningkatkan daya ingat bahkan konsentrasi. Dengan terbiasa menulis maka tulisan yang salah eja bisa lebih diminimalisir. Serta saat kita berkomunikasi dengan berbicara pun jadi lebih tertata dan terstruktur. Tentunya akan menghindarkan kita dari komunikasi yang gagap atau salah tangkap.
Daya ingat akan kosa kata baru misalnya atau ilmu baru akan lebih lama terikat di kepala ketimbang saat tidak menuliskan ulang materi.
f. Media Penggenggam Dunia
Selain komunikasi secara langsung seperti berbicara yang tentunya berdampak lebih cepat atau responsif, dengan menulis pun bisa memberi dampak yang besar. Justru lebih melekat ketimbang berbicara. Media menulis memang terkesan lambat dan tidak up to date. Namun, informasi yang disampaikan dari tulisan tersebut mampu membekas lebih lama dan bisa menjadi cetakan sejarah atau kenang-kenang pada masanya.
Setelah mengetahui alasan untuk menulis, apakah cukup berhenti di situ saja? Tentu tidak :D. Kita harus punya media atau wadah selanjutnya untuk meningkatkan perkembangkan menulis. Tujuannya agar kita mengatahui apa ada passion tertentu dari menulis yang bisa dikembangkan. Misal dari menulis sederhana seperti diary harian atau jurnaling, ternyata memiliki kecenderungan untuk dibagikan kepada publik karena melihat ada kebermanfaatan untuk maslahat hidup orang. Atau misal ternyata dari pengalaman yang kita tulis di jurnal bisa memunculkan ide menulis fiksi berupa prosa seperti cerpen kah, puisi, bahkan novel.
Nah, salah satu media penunjang atau wadah berkumpulnya para orang-orang hebat yang konsisten dan komitmen dengan ikrarnya adalah Komunitas One Day One Post biasa disingkat ODOP. Yuk intip apa aja keseruan di dalamnya.
2. Sekilas Komunitas ODOP
ODOP atau One Day One Post artinya adalah satu hari satu kiriman. Komunitas ini digagas oleh seorang guru blogger, pebisnis online, dan pengasuh sekolah sosial Rumah Muda Indonesia. Beliau adalah Syaiful Hadi, founder dari Komunitas ODOP. Beliau sering dikenal sebagai Bang Syaiha. Kiprah beliau di kancah literasi tidak main-main. Beliau merupakan peraih juara kedua lomba menulis novel tingkat nasional lalu melanjutkan untuk bergabung ke Kompasiana. Setelah beberapa waktu menjadi kontributor di sana, beliau mulai beralih ke blog. Setelah beralih di blog tentunya trafficnya tidak setinggi menulis daring sekelas Kompasiana. Apalagi jika follower blog pasif, maka berpengaruhlah ke semangat berkarya.
Kemudian Bang Syaiha memikirkan ide lain agar konsisten menulis dan memutuskan mencari partner yang sepemikiran. Terutama sebagai penyemangat. Perlahan beberapa orang mulai muncul dengan misi yang sama dan mulai menulis setiap hari. Lalu mereka berkumpul di sebuah grup media sosial dengan tujuan sederhana tadi, saling menyemangati.
Setelah tulisan-tulisan yang mereka post di blog juga dipost di media sosial lainnya dan mendapat sambutan menarik, maka mereka membuka jalan baru untuk misi ODOP dan menjadikan sebagai komunitas menulis.
Tahun 2015, pra ODOP resmi membuka pendaftaran anggota angkatan pertama. ODOP pertama ini berhasil menjaring sekitar 150 orang. Mereka selama 3 bulan ditempa di dalam whatsapp group dengan berbagai bimbingan, arahan, dan pembekalan materi dasar kepenulisan. Sejak ini lah secara konsisten ODOP membuka pendaftaran tiap tahunnya.
Disadur dari sumber pemateri kemarin, Kak Heru Sang Amurwabumi yang merupakan Ketua ODOP Generasi I, beliau menceritakan bahwa pada tahun 2017 kepengurusan ODOP mulai dibentuk. Tujuannya agar program-program ODOP ke depan lebih terarah dengan adanya personil teknis penanggung jawab komunitas. Setelah melalui musyawarah perwakilan anggota, penasihat, dan restu Kak Syaiha sebagai founder, maka terpilihlah Ketua ODOP Generasi Pertama yakni Kak Heru Sang Amurwabumi. Lalu Ketua Generasi II ada Kak M.S Wijaya, Ketua Generasi III ada Kak Wakhid Syamsudin, Ketua Generasi IV ada Kak Sakifah, dan Ketua Generasi V ada Kak M. Zen yang sedang menjabat tahun 2021 ini.
Komunitas ODOP ini memiliki visi yakni menjadi komunitas penulis terbesar (dalam prestasi) di Indonesia. Sedangkan misinya yakni menumbuhkan minat baca tulis sebagai salah satu sumbangsih kepada dunia literasi tanah air dan menumbuhkan penulis ideal tanpa mengedapankan unsur materi/bisnis dalam proses belajar.
3. Penutup
Mempunya bekal menulis yang baik lalu diasah dan ditempa dengan segala proses yang bisa mengembangkan diri serta terus bertumbuh merupakan hal yang bagus. Namun, alangkah bagusnya lagi untuk tetap menjaga api semangat dalam berkarya di dunia menulis, salah satunya mengikuti komunitas yang membuka tangan pada orang-orang dengan langkah dan tujuan sama, Komunitas One Day One Post. Di dalam komunitas ini tentunya akan banyak program-program pendukung sebagai langkah untuk terus berproses dan bertumbuh menjadi penulis yang baik serta bermanfaat.
Jadi sudah menemukan 6 alasan untuk mulai menulis dan berminat untuk bergabung dengan Komunitas ODOP? Kami tunggu ya :D
Sumber :
Dokumentasi dari Komunitas One Day One Post
MasyaAllah mantappp.. Semoga ilmunya bermanfaat ka. Aamiin..
ReplyDeleteAamiin Kak Bahir Ramdani, terima kasih sudah mampir :D
Deleteblog-nya ketceh kak.. *two tumb
ReplyDeleteterima kasih telah berkunjung Kak :D
DeleteMantap, Kak.
ReplyDeleteehe terima kasih sudah mampir kak :D
DeleteMakasih Kak, alhamdulillah bisa bertemu komunitas keren
ReplyDeletekembali kasih kak, sudah mampir :D
DeleteMasyaa Allah keren bangetvdeh alasan menulisnya, beda dari yang lain wkwkw
ReplyDeleteehe, terima kasih sudah mampir Mom Dea :D
Delete