Hmm, pasti sobat Sajian Kira nggak asing dengan banyaknya orang-orang yang menggunakan masker. Ya iya dong karena pemerintah mewajibkan kita sebagai warga negara untuk mematuhi aturan 3m : menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Nah, tapi akhir-akhir ini dampak dari kebijakan ini menimbulkan polusi, yakni sampah masker terutama masker sekali pakai.
Nah, kami ada beberapa solusi 6 cara bijak mengolah sampah masker sekali pakai yang mungkin bisa digunakan sebagai solusi. Di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Pembersihan Sampah Masker Sekali Pakai
Nah, sebelum masker sekali pakai ini dibuang ke tempat sampah, terlebih dahulu untuk dibersihkan. Rincian caranya sebagai berikut :
a. Kumpulkan sampah masker sekali pakai (jika bisa menggunakan sarung tangan dalam hal pengumpulan limbah agar mengurangi kontak langsung.
b. Desinfeksi sampah masker sekali pakai dengan cara merendam di dalam cairan mengandung klorin atau pemutih atau disinfektan, bisa juga dengan detergent. Tujuannya adalah untuk membunuh kuman, bakteri, atau virus yang mungkin menempel pada sampah masker sekali pakai tanpa kita sadari. Jangan lupa dikeringkan terlebih dahulu sebelum ke langkah selanjutnya.
c. Ubah bentuk denga merusaknya. Sampah masker sekali pakai dipotong menjadi kecil-kecil atau dikoyak sebisanya sehingga masker tidak bisa digunakan lagi oleh oknum-oknum tertentu.
d. Masukkan sampah masker sekali pakai yang sudah terkoyak, ke dalam kantong plastik agar terpisah dengan sampah-sampah lain.
e. Buang ke tempa sampah domestik atau ke pihak pengepul. Jangan lupa setelahnya untuk cuci tangan kembali.
2. Menampung dan Mengirim Sampah Masker Sekali Pakai
Sudah banyak komunitas maupun lembaga baik pemerintah maupun non pemerintah yang menalangi dalam hal pengiriman sampah masker sekali pakai ini. Salah satunya bank limbah sampah masker yang ada di Universitar Gadjah Mada yang kami kenal lebih dulu dalam mengelola berbagai limbah.
Dalam laman resmi Universitar Gadjah Mada juga menyebutkan bahwa telah mengupgrade bank limbah tersebut agar mampu terurai di alam dengan memanfaatkan organisme tertentu
3. Mengubah Sampah Masker Sekali Pakai Menjadi Ragam Hiasan
Setelah dibersihkan dengan benar, sampah masker sekali pakai bisa digunakan sebagai hiasan. Salah satunya hiasan seperti bunga palsu ini.
4. Mengubah Sampah Masker Sekali Pakai Menjadi Bijih Plastik
Berdasarkan info dari LIPI atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) menawarkan teknologi untuk daur ulang limbah masker sekali pakai agar tidak menimbulkan timbunan sampah yang berbahaya bagi lingkungan. Lembaga ini mengubah sampah masker sekali pakai menjadi bijih plastik.
Hal ini dilakukan setelah sampah masker selesai pada tahap pembersihan atau desinfeksi lalu dikeringkan di dalam mesin tertentu.
Sampah masker sekali pakai ini berbahan dasar plastik PP atau Polypropylene, sehingga masuk dalam kategori sampah plastik dapat diubah atau didaur ulang. Dalam proses ekstrusi atau proses memasukkan sampah masker sekali pakai ke dalam wadah dengan suhu tinggi ini, nantinya akan menghasil bijih-bijih plastik. Proses ekstrusi atau pelelehan ini dilakukan dengan suhu 170 derajat celcius.
Nah, biji-biji plastik ini mampu dimanfaatkan pada industri yang menggunakan bahan baku plastik. Hal ini dikarenakan mereka menghasilkan produk semacam wadah plastik hingga sendok plastik. Meski skala industri mereka tergolong kecil, tapi dengan adanya solusi yang diusung LIPI melalui LPTB mampu memberi secerca harapan bagi kedual belah pihak, pemerintah dan rakyat, serta para pelaku usaha.
5. Mengubah Sampah Masker Sekali Pakai Menjadi Ecobrick
Dalam sebuah kesempatan acara yang diselenggarakan di Surabaya, ada beberapa usulan dari warganya untuk menggunakan sampah masker sekali pakai yang telah dimasukkan ke dalam wadah menjadi ecobrick.
Ecobrick sendiri artinya batu bata yang dibuat dengan bahan dasar dari daur ulang yang pastinya masih mengandung nilai ekonomi. Nah, ecobrick berbahan dasar plastik ini menjadi hal solutif yang langsung bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.
6. Mengubah Sampah Masker Sekali Pakai Menjadi Bahan Pakaian
Sejak pertengahan Juli Plaxtil, sebuah perusahaan di Chatellerault, tengah-barat Prancis, telah berhasil mendaur ulang ribuan masker wajah, mengubah limbah yang berpotensi berbahaya menjadi produk yang bermanfaat.
Plaxtil diluncurkan pada November 2019, dan mengkhususkan diri dalam mendaur ulang pakaian dengan mengubahnya menjadi bahan seperti plastik yang disebut juga Plaxtil. Ketika pandemi Covid-19 melanda, mereka beralih ke daur ulang masker.
Pertama, masker dikumpulkan dan ditempatkan di ‘karantina’ selama empat hari. Mereka kemudian digiling menjadi potongan-potongan kecil dan terkena sinar ultraviolet untuk memastikan mereka benar-benar tidak terkontaminasi sebelum proses daur ulang dimulai.
Plaxtil mengatakan bahwa masker dapat diubah menjadi berbagai macam objek yang berbeda, tetapi untuk saat ini mereka mengubahnya menjadi produk yang dapat digunakan untuk memerangi Covid, seperti pelindung plastik.
Plaxtil mengatakan telah mendaur ulang lebih dari 50 ribu masker, memproduksi antara 2.000 hingga 3.000 produk daur ulang sejak akhir Juni.
Nah, 6 cara bijak mengolah sampah masker sekali pakai ini semoga cukup membantu dan bisa menjadi referensi sobat Sajian Kira ya :D.
Harapan kami, dengan bijak mengolah limbah atau sampah masker sekali pakai ini maka polusi yang dihasilkan semakin berkurang. Para makhluk hidup lain juga tidak terjerat atau tidak terganggu kelangsungan hidupnya akan pencemaran yang terjadi.
Sumber :
https://piat.ugm.ac.id/2021/04/29/dumask-sistem-pengelolaan-limbah-masker-sekali-pakai-dan-sarung-tangan-plastik-ramah-lingkungan/
http://lipi.go.id/siaranpress/LIPI-Tawarkan-Solusi-Timbulan-Limbah-Masker/22432
https://www.dlhk.jogjaprov.go.id/pengelolaan-sampah-masker-sekali-pakai
https://www.youtube.com/watch?v=PKdIpK2X-Ok
https://www.youtube.com/watch?v=FbT79apa8CM&t=4s
https://www.youtube.com/watch?v=eEApxJQabTg
https://dunia.rmol.id/read/2020/08/28/449979/perusahaan-prancis-ubah-limbah-masker-bekas-jadi-pelindung-wajah-begini-caranya
Post a Comment
Post a Comment