Aloha Sobat Sajian Kira :D! Ada yang pernah mengalami masa-masa kejayaan radio? Itu lho masa-masa bisa request lagu beserta pesan untuk seseorang melalui media radio. Pasti sobat merindukannya kan? Ehem, kali ini kami akan mengantarkan para sobat Sajian Kira untuk melalui 7 kenangan mengudara lewat radio dalam segmen memperingati Hari Radio Nasional :D!
Let’s jump to the list :D!
Eits, sebelumnya pada tahu belum tentang penetapan Hari Radio Nasional yang bertepatan pada tanggal 11 September lalu? Sini kami bisikin :D!
1. Sejarah Singkat Hari Radio Nasional
Pada tahun 19 Agustus 1945 radio Hoso Kyoku berhenti siaran dan memicu lahirnya Radio Republik Indonesia (RRI), hal ini diulas dalam laman resmi Komisi Penyiaran Indonesia.
Pada masa itu merupakan masa kemerdekaan Indonesia yang masih terselubung. Karena di balik itu masih ada bangsa Belanda yang ingin menggaungkan namanya untuk kembali merebut kemerdekaan Indonesia.
Mendengar hal ini, tentu saja orang-orang yang di balik bekas radio Hoso Kyoku yang terdiri dari Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetri Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, dan Maladi melancarkan aksi pertemuan. Delapan orang ini bermusyawarah pada tanggal 11 September 1945 tepatnya pukul 17.00 WIB di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon, Jakarta, untuk merumuskan langkah menyikapi hal-hal tak terduga tersebut.
Abdulrahman Saleh yang menjadi ketua pertemua itu mengatakan tentang pentingnya media radio ini sebagai salah satu alat komunakasi penting yang menghubungkan langsung antara pemerintah dan rakyat. Beliau juga menambahkan bahwa media ini lebih cepat dan tidak mudah memutuskan informasi di dalamnya meski dalam masa peperangan. Mengingat kejadian saat itu tentara sekutu tengah mendarat di Jakarta pada September 1945 pertengahan.
Dari hasil musyawarah itu, mereka sepakat untuk membentuk Persatuan Radio Republik Indonesia yang menjadi media pemersatu penyiaran delapan stasiun di Jawa. Radio Republik Indonesia (RRI) juga diserahkan kepada Presiden dan Pemerintah Republik Indonesia saat itu untuk lekas digunakanaan dengan sebaik mungkin. Hal ini dikarenakan seperangkat radio tersebut masih terhitung sebagai barang inventaris Sekutu yang digunakan oleh Jepang.
Mereka juga mengatakan bahwa semua informasi akan disalurkan melalui Abdulrachman Saleh selaku pihak mediator antara RRI dan Pemerintah RI. Melalui hal ini pula, beliau menjadi pemimpin RRI pertama.
Nah, sekarang RRI telah menginjak usia yang ke 76 tahun dan berkembang dengan memiliki 62 stasiun penyiaran termasuk siaran luar negeri.
2. 7 Kenangan Mengudara Lewat Radio
Radio merupakan salah satu media dalam menyiarkan berita. Tak bisa dipungkiri bahwa media ini punya peran besar sejak masa kemerdekaan kita yang digelorakan Bung Tomo melalui radio. Lalu pada masa 1970 awal mula radio semakin menggema dan digandrungi anak muda. Mereka menyukai media ini sebagai bentuk komunikasi jauh, mengirim pesan berupa lagu atau semangat. Seakan bagian dari diri mereka ikut mengudara saat penyiar radio menyampaikannya.
a. Program Serial Sandiwara Radio Saur Sepuh karya Niki Kosasih
Saur Sepuh merupakan judul dari sandiwara radio yang melegenda. Karena sandiwara ini merupakan yang terbesar dari sandiwara radio yang pernah ada di Indonesia. Saur Sepuh merupakan karya asli dari Niki Kosasih (almarhum) yang bercerita tentang perjalanan seorang pendekar sakti bernama Brama Kumbara yang kelak menjadi raja di salah satu kerajaan di wilayah selatan bernama Madangkara, mengambil setting pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk pada zaman kerajaan Hindu Budha Majapahit di Nusantara.
Pada saat itu radio adalah satu-satunya media hiburan rakyat yang masih langka, sehingga untuk mendengarkannya harus secara beramai-ramai ke rumah tetangga yang memiliki radio. Serial ini mampu memukau jutaan pendengarnya di seluruh pelosok Nusantara. Hampir di tiap jam tertentu, masyarakat dengan saksama mendengarkan serial ini.
Perusahaan farmasi Kalbe Farma sebagai produsen obat-obatan ternama menjadi mitra utama dari serial ini. Dengan durasi 30 menit dipotong iklan produk obat-obatan, serial ini mampu menghipnotis para pendengarnya untuk berhenti beraktivitas, dan berkonsentrasi untuk mendengarkannya.
Sandiwara radio Saur Sepuh memiliki banyak episode, dalam setiap episode ada 60 seri. Semua disiarkan setiap hari oleh berbagai stasiun radio.
b. Program Serial Sandiwara Radio Tutur Tinular
Tutur Tinular sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “nasihat atau petuah yang disebarluaskan”.
Tutur Tinular adalah judul sebuah sandiwara radio yang sangat legendaris karya S. Tidjab. Kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup dan pencarian jati diri seorang pendekar yang berjiwa ksatria bernama Arya Kamandanu akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Sandiwara ini menceritakan tentang suatu kisah berlatar belakang sejarah runtuhnya Kerajaan Singasari dan berdirinya Kerajaan Majapahit.
Sandiwara radio ini pertama kali mulai disiarkan pada 1 Januari 1989 dan dipancarluaskan lebih dari 512 pemancar stasiun radio di seluruh Indonesia, yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia PRSSNI. Pada tahun 2002, Sandiwara radio Tutur Tinular disiarkan ulang di salah satu radio yang ada di Kota Yogyakarta, yaitu Radio MBS FM 92.86 Mhz dan 95.35 Mhz Radio Yasika FM.
Tidak hanya itu, bahkan hingga pada bulan Januari 2012, tercatat masih ada beberapa stasiun radio yang menyiarkannya kembali seperti; 103,3 Mhz Radio Karimata FM, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, 95.6 FM Radio Bintang Tenggara, Kabupaten Banyuwangi , dan 95,2 FM Radio Oisvira, Kabupaten Sumbawa, Radio Istana FM Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Radio Patria FM Kota Blitar, Jawa Timur.
Disamping itu beberapa situs online juga masih ada yang memperdengarkan sandiwara radio ini secara live streaming, di antaranya adalah Radio Streaming Asdisuara Jakarta, milik Asdi Suhastra.
c. Program Serial Sandiwara Radio Misteri Gunung Merapi
Misteri Dari Gunung Merapi episode Penghuni Rumah Tua adalah sebuah film mistik Indonesia yang berdasarkan pada sandiwara radio terkenal yaitu Misteri Dari Gunung Merapi karya Asmadi Sjafar dan disutradarai L. Sudjio pada tahun 1989 dibintangi Fendy Pradana, Ida Iasha dan Farida Pasha.
d. Program Kirim Pesan
Mengirim pesan lewat radio merupakan kegiatan yang wajib dilakukan terutama para gen X atau Y. Yap mengirim beberapa pesan yang akan dibacakan oleh penyiar radio merupakan rasa kebanggaan tersendiri tentunya. Karena pesan yang masuk ke dalam akun radio tersebut sangat banyak.
Maka, saat giliran pesan kita dibacakan oleh si penyiar radio, ada perasaan haru dan senang. Apalagi jika doi yang dituju bisa mendengar pesan kita, ehe.
Mengirim pesan lewat radio di zaman dahulu harus berjuang melawan pulsa biasa yang tersedot akibat kelebihan karakter sms. Padahal pesan di dalam aplikasi short massage service (SMS) telah disetting dan disingkat sedemikian rupa sehingga cukup satu biaya pulsa yang dikeluarkan. Nyatanya, sering melebihi kapasitas karakter sampai pulsa jebol. Bahkan terkadang penyiar radio sampai kebingungan membaca banyak pesan yang disingkatnya tidak lazim. Hayoloh :D
Oh, ada lagi yang bikin pulsa jebol kalau para sobat berkirim pesan via telepon kabel dan akan dihubungkan dengan pihak radio. Memang sih langsung terdengar jelas suara kita mengudara berikut pesannya. Namun, setelah membayar tagihan telepon yang pada saat itu lewat warung telepon (wartel) jadi membludak. Bisa-bisa habis sampai lebih dari Rp 5.000,- pada masa itu. :D
Tak apalah demi doi biar bisa denger kode langsung dari sumbernya ya kan :D
e. Program Kirim Lagu
Nah selain mengirim pesan yang isinya menyapa penyiar dan doi yang dituju, para sobat pun pastinya meminta untuk diputarkan lagu juga kan.Baik itu lagu yang sesuai segmen acara bahkan lagu yang di luar segmen acara.
Kadang seperti itu terjadi loh. Segmen acara musik pop eh ada yang request lagu campur sari. Ada-ada aja :D.
Di program ini, pihak radio juga menggunakan program tangga lagu agar lagu yang disukai–karena banyak direquest atau diputar–tetap on the track. Jadi, para pendengar setia radio merasa gemas dan geregetan jika lagu kesukaannya sampai turun dari tangga lagu tersebut. :D
f. Program Sapa Penggemar
Tak jarang beberapa musisi atau seniman bahkan diluar dari profesi tersebut juga menggunakan media radio ini dalam berinteraksi dengan penggemar dan calon penggemarnya.
Mereka menyapa dan saling berinteraksi lewat pesan dan telepon, memberi kesan bahwa jarak antara idol dan penggemar sangatlah dekat. Sering juga kantor siaran radio didatangi fans yang jumlahnya banyak karena ingin melihat idol mereka on air. Ehe.
g. Program Bagi Hadiah
Nah ini ada keterkaitannya nih dengan poin sebelumnya. Beberapa idol juga menggunakan kesempatan ini untuk memberikan give away atau hadiah khusus bagi yang memenuhi tantangan.
Terkadang pihak radio juga memberikan hadian kecil-kecilan berupa voucher atau hadiah khusus bagi pendengar setianya. Kadang hadiahnya bisa kulkas dan motor juga loh :D.
3. Penutup
Bagi pendengar setia radio, gaungan slogan “Sekali di Udara Tetap di Udara” menjadi rasa pematik sendiri di dalam kalbu dan mampu mempersatukan bangsa. Meski di tengah gempuran teknologi, radio masih menjadi primadona meski hanya berlaku untuk beberapa pihak seperti gen X atau Y. Padahal di dalam radio ini banyak kenangan yang meminta untuk dilestariakn agar tak lekang oleh waktu.
Oleh karenanya ayo jaga bersama semangat melestarikan radio yang masih ada, juga turut mendukung Radio Republik Indonesia agar tetap berjaya tidak tergerus zaman.
Oh ya, jika tidak ada aplikasi radio di perangkat jemala para sobat, bisa juga melalui streaming radio atau internet radio. Jadi, dalam 7 kenangan mengudara lewat radio tadi, poin mana yang paling berkesan di hati sobat Sajian Kira? Salam dari anak 90-an ya :D
Sumber :
https://www.antaranews.com/berita/1719846/sejarah-di-balik-hari-radio-nasional-11-september#mobile-src
https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/hari-radio-nasional-masa-depan-industri-penyiaran-radio
https://id.wikipedia.org/wiki/Misteri_Dari_Gunung_Merapi:_Penghuni_Rumah_Tua
https://id.wikipedia.org/wiki/Tutur_Tinular
https://id.wikipedia.org/wiki/Saur_Sepuh
MasyaAllah mantappp kak..
ReplyDeleteterima kasih sudah berkunjung Kak Bahir :D
DeleteBeneran ini jadi rindu suasana itu.
ReplyDeleteIya kak, rindu kali lah waktu buat artikel ini sambil ndengerin lagu-lagunya :/ semoga segera pulih juga buat Indonesia :)
Deletebtw terima kasih Kak Dwity sudah mampir :D
Jadi inget zaman SMP suka kirim2 lagu, titip salam buat gebetan. Ehh Wkwkwk
ReplyDeleteeittt sama banget nih Kak :D
Deletebtw terima kasih sudah mampir Kak Rika :D
Sbg pendengar pasif yang sering denger kirim salam dan kirim lagu, jadi nostalgia.
ReplyDeletePendengar pasif pun juga sangat diapresiasi oleh tim penyiar radio, tanpa Kak Aereya dan mereka lainnya nggak akan ada siaran program radio yang mengudara :D
Deletebtw terima kasih sudah mampir Kak :D
Jd inget dulu setiap pagi sebelum berangkat sekolah harus bgt request lagu di radio 😅😅
ReplyDeleteTosss dulu kak, aku pun juga sama :D
Deleteterima kasih sudah mampir Kak Dewi :D
Wah jadi kangen siaran nih. Aku lalui semua itu mbak. Alhamdulillah seneng pernah 10 tahun jadi penyiar radio menenmani pendengar tak peduli suasana apa aja yang sedang di rasakan oleh penyiar, yg paling penting adalah harus tetep happy heheh
ReplyDeleteDuh gusti... liat list lagu-lagunya, jadi ketauan kita angkatan mudanya tahun berapa.
ReplyDeleteKisah Mantili dan Lasmini di tutur tinular sepertinya masih terngiang-ngiang juga
Jadi ingat alm. Mertua. Keduanya mantan penyiar RRI dan lumayan berjaya di masanya
ReplyDeleteYa Allah membaca ulasan ini langsung terkenang masa-masa pahit tapi sungguh jadi merindukan masa itu wkwwk
ReplyDeleteYang masih teringat acara di radio itu kirim kirim pesan, reques lagu, dongeng, ...
ReplyDeleteSekarang di sukabumi alhamdulilah siaran radio sudah live di Facebook..
Kalau aku dulu paling sering nitip salam dan request lagu favorit. Pas mengudara auto happy dengerinnya. Ak nostalgia bgt :') ak skg dengerin radio cuma di mobil. Pernah juga streaming prambors pas gina sama desta wkwk
ReplyDeleteTeringat radio dengans erial-serialnya menjadi barang yang sangat berharga. Tiduran di depan radio, mendengarkan serialnya, berimaginasi saat mendengar percakapan atau saat ada perkelahian antar mak lampir dan sembara.
ReplyDeleteah, jadi inget jaman SMP. dulu pulang pergi naik jemputan. kita rame-rame nyanyi bareng setiap lagu yang diputar di radio kesayangan kami. ga lupa kirim salam juga. Perjalanan pulang sekolah adi asyik banget. ah, jadi rindu~~
ReplyDeleteSaur sepuh tetap jadi favorit... Legend deh. Sekarang kenapa gak ada lagi ya program sandiwara radio? Rindu kayak dulu...
ReplyDeleteAh aku sempat mengalqmi masa dengerin sandiwara misteri gunung Merapi tahun 90an kan? Masih kecil banget waktu itu tapi aku masih inget dan termasuk acara yang paling ditunggu-tungu haa
ReplyDeleteAiish, terkenang masa-masa SMA, setiap hari dengarkan radio sambil belajar kelompok. Iseng-iseng kirim salam, sambil memantau barangkali ada salam balik. Wkwkwk.
ReplyDeleteDaan, jadi rindu dulu suka ikutan siaran radio komunitas di Semarang.
Kan jadi nostalgia, ini jamanku SMP.... MasyaAllah sudah lama banget dan ingat nggak punya radio kala itu, nebeng di rumah tetangga kalau sore habis ashar rame-rame demi dengerin sandiwara radio saur sepuh, tutur tinular, misteri gunung merapi, ibu sayang ibuku malang, apa lagi ya... Kayaknya itu yang paling legend.
ReplyDeleteSaya sangat menyukai radio kak sejak kecil, bangun tidur, mau tidur gak lepas dari radio/musik. Waktu sd udah sering ikut kirim-kirim salam lewat radio, nelpon di wartel waktu itu. Hahaha. Kalo ada event musik radio, selalu hadir. Kangen lah masa masa itu..
ReplyDeleteprogram kirim lagu bikin nagih, dulu ini paling ditunggu sih yaa.. sambil salam-salam sama temen wkwkwkw
ReplyDeleteZaman sekolah suka banget kirim2 salam ke radio kesayangan, haha. Yaampun. Jadi kangen dengerin radio, mbak.
ReplyDeleteBukan termasuk penikmat radio, tapi alhamdulillah melalui semua masa itu karena kakak radio mania banget. Jadi kangen....
ReplyDelete