Aloha Sobat Sajian Kira :D! Semoga sewaktu baca judul artikel ini tidak merasa mual, eneg, bahkan muntah ya :D! Kali ini kami akan membahas tentang 7 minuman yang berasal dari feses hewan. Artikel ini diangkat sebagai salah satu bahan renungan dalam melewati Hari Hewan Internasional yang jatuh tepat pada tanggal 4 Oktober tiap tahunnya.
Feses diartikan secara harfiah sebagai kotoran atau hasil ekskresi dari sesosok makhluk hidup. Terkesan menjijikan ya, iuh! Namun, tunggu dulu. Ternyata beberapa hewan berikut, fesesnya bisa digunakan atau diolah lagi lho. Eh bukan fesesnya, melainkan biji yang keluar bersamaan dengan fesesnya.
7 Minuman yang Berasal dari Feses Hewan
1. Luwak Indonesia Menghasilkan Kopi Luwak
“Luwak White Coffee passwordnya apa?” Aha, bukan. Bukan program segmen kuis semacam itu ya. Namun, berkat acara itu, pemasaran kopi luwak semakin meningkat lho. Pada tahu bagaimana proses dan latar belakang kopi luwak ini?
Luwak sangat menyukai buah-buahan segar yang rasanya manis.
Habitatnya yang di daerah pegunungan, subur akan pohon biji kopi. Sehingga ia
cenderung menyukai biji kopi sebagai makanannya. Meski begitu ia juga masih menyukai
aneka biji-bijian lain.
Namun, luwak tidak memakan semua biji kopi yang ada. Ia
cenderung memakan biji kopi yang sudah matang biasanya berwarna merah (ripe
cherries) dan yang jelas biji kopi itu memiliki kualitas.
Indonesia
merupakan salah satu
penghasil kopi luwak terbesar dan saat ini sudah banyak tempat
pembudidayaannya. Tempat yang terkenal sebagai tempat budidaya ini seperti di Cikole
dan di Malabar, yang sama-sama ada di
Jawa Barat.
Pemasaran kopi luwak ini sangat banyak bahkan beragam
jenisnya. Jadi, lebih mudah menikmati kopinya:D. Dan pastinya harganya
terjangkau ehe.
2. Gajah Thailand Menghasilkan Kopi Black Ivory
Jangan merasa jijik atau gimana ya. Karena kopi jenis ini terbilang mahal. Dalam secangkir kopi berisi bean black ivory murni harus merogeh kocek Rp 450.000. Wow. Ini kalau senin mungkin harga naik ya, aha.
Kopi black ivory ini berasal dari kopi yang dicerna gajah dan muncul di antara fesesnya. Gajah tidak serta merta melumat buah kopi bulat-bulat. Namun, mereka lebih dulu diberi campuran pakan seperti buah pisang, sayur-sayuran barulah dicampur dengan buah kopi. Setelah melalui proses panjang dari pembersihan kotoran sampai pencucian, pengeringan, hingga pemanggangan biji kopi, barulah bisa dikonsumsi.
Untuk rasanya cenderung tidak pahit ya. Hal ini dikarenakan enzim yang ada pada pencernaan gajah mampu memecah protein yang terkandung di dalam biji kopi sehingga memudarkan rasa pahit. Menurut penutur konsumen di Thailand, rasanya cenderung seperti cokelat bahkan ada rasa floralnya juga loh. Nah jika tertarik bisa benget kunjungi daerah Maladewa, Thailand ya.
3. Musang Inggris Menghasilkan Kopi Terra Nera
Kopi ini semacam kopi luwak. Karena pada dasarnya tempat produksi kopinya masih sama, musang. Meski begitu rasanya tetap saja berbeda.
Oya perlu digaris bawahi, musang Inggris yang memproduksi ini berjeneis civet cat. Jadi berbeda dengan luwak meski masih satu ras.
Kopi Terra Nera ini bisa ditemukan di London, Inggris. Satu-satunya toko yang baru menjual adalah Harrods Departement Store. Biji kopi ini didatangkan langsung dari Andes Peru. Untuk menikmati secangkit kopi ini, perlu merogoh kocek Rp 773.000. Wowww! Menurut penuturan beberapa konsumen di sana, harga ini tidak lah se-worth it. But who knows, mungkin mereka tidak tahu tentang proses yang produsen lalui hanya untuk membuat secangkir kopi masterpiece.
4. Monyet India-Taiwan Menghasilkan Monkey Bean Poop Coffee
Sejatinya
kopi ini bukan merupakan olahan dari feses monyet, melainkan kopi yang
dikeluarkan dari ludah monyet. Spesies monyet
rhesus dan kera batu formosa inilah yang membantu "memproses" buah
kopi ini. Monyet ini habitatnya berada di India hingga Taiwan.
Mereka tidak menelan buahnya, melainkan hanya mengunyah
dan meludahkannya ke tanah. Beberapa orang yang terkesima oleh bentuk buah kopi
yang masih utuh itu lantas mengambilnya, mengolahnya layaknya kopi luwak yang
ada di Indonesia.
Setelah melalui proses dari biji kopi mentah hingga menjadi biji kopi yang siap untuk dikonsumsi, diseduh menjadi secangkir kopi. Kopi ini hanya bisa ditemukan di India dan Taiwan saja karena sulitnya proses produksi. Oya, secangkir kopi dibanderol dengan harga sekitar Rp 174.000. Ckck. Masih mahal ini :D.
5. Kelelawar Costa Rika Menghasilkan Bat Wild Poop Coffee
Biji kopi ini ditemukan dari feses kelelawar spesies Artibeus Jamaicensis yang mendiami
hutan di sekitar Coffea Diversa Coffee Garden, wilayah Brunca selatan Kosta
Rika.
Kelelawar akan
mengunyah secara perlahan buah kopi yang menurut mereka memiliki rasa manis dan
berkualitas baik.
Buah kopi yang
dikonsumsi akan berinteraksi dengan asam lambung mereka lalu menghasilkan
kualitas kopi yang sangat baik. Setelah kotoran dikeluarkan, sisa biji kopi
tersebut langsung diolah melalui proses yang panjang.
Secangkir kopi ini
dihargai sekitar Rp 72.000.
Oya,
rupanya di Indonesia juga sudah ada kopi kelelawar ini loh. Tepatnya di Kota
Pagaralam, Sumater Selatan. Mardoyo, petani dari Dusung Talang Genteng yang
pertama menemukannya. Saat itu ia sering mendapati biji kopi yang masih
terbungkus serat dan kulit ari yang berhamburan di bawah. Setelah mengintai
beberapa malam, barulah ia sadar bahwa itu berasal dari buah kopi yang digigiti
kelelawar. Lalu ia iseng menyeduh biji kopi itu dan ternyata rasanya tidak
buruk juga. Warga setempat juga ikut menyicipi. Bahkan beberapa di antaranya
percaya bahwa kopi yang dihasilkan mampu mengobati asma.
6.
Burung Jacu Brasil
Menghasilkan Kopi Camocim
Seekor burung Jacu yang berhabitat di Brasil ini mengeluarkan
feses yang bercampur dengan biji kopi. Lalu seorang petani yang melihat burung
ini mematuk dan melahap buah kopi berwarna merah ini lantas terkejut. Pasalnya
burung ini termasuk langka ditemui. Dan lucunya hanya burung jacu saja yang
bisa memakan buah kopi tersebut.
Selang beberapa waktu kemudian, si petani iseng melihat para
burung yang sibuk memakan buah kopi yang tampak lezat itu dan disebelahnya ada
feses yang masih bercampur dengan biji kopi utuh. Langsunglah muncul ide untuk
mengolah biji kopi hasil fermentasi feses burung itu.
Saat ini seduhan biji kopi tersebut disebut camocim. Nama tersebut diambil dari salah satu
nama produsen kopi yang terkenal di dunia, The Fazenda Camocim. Produsen kopi
ini mematok harga biji kopi berkisar antara Rp 2,8-44,5 juta tergantung beratnya.
Wow, kalau secangkir kopi camocim ini jika dirupiahkan sekitar Rp 354.000.
7. Panda China Menghasilkan Teh An Yashi
Berbeda dengan sebelumnya yang
berisi kopi, kali ini teh ya. Seorang ahli satwa liar yang juga berprofesi sebagai dosen di Sinchuan University, China
bernama An Yashi ini membeli feses panda dari sebuah tempat pemeliharaan. Lalu
ia gunakan feses panda untuk menanam daun teh.
Lambat laun ketika daun teh sudah bisa dipetik, lalu
An Yashi memperkenalkan jenis teh spesial dari perkebunannya ini pada publik.
Ia telah melakukan beberapa riset dan mengklaim bahwa teh ini sangat bermanfaat
bagi kesehatan.
Teh ini ditanam dengan sangat spesial karena diberi
pupuk yang berasal dari feses panda yang memiliki kandungan vitamin dan mineral
yang tinggi. Hal ini disebabkan karena bahan pakannya dari bambu. Ia juga
menganggap bahwa rasa teh ini lebih nikmat dan menyegarkan. Bahkan menurutnya
sendiri, teh ini memiliki zat anti kanker (bukan kantong kering ya, :D).
Secangkir teh ini dijual seharga kurang lebih 2,1 juta rupiah. Wow mahal ini,
tak sanggup-tak sanggup :D!
Penutup
7 minuman yang berasal dari feses hewan tadi memang cenderung mahal. Para produsen menilai dengan wajar harga secangkir minuman itu. Karena proses yang panjang bahkan melibatkan hewan juga. Namun, di sisi lain ada dampak yang cenderung mengeskploitasi hewan, seperti yang terjadi pada luwak di Indonesia. Beberapa artikel berita telah mengatakan hal yang sama, bahwa demi secangkir masterpiece kopi, seekor luwak harus dikerahkan untuk mampu mengeluarkan biji kopi terbaik.
Artikel ini ditulis sebagai pengingat diri bahwa setiap makhluk hidup sudah sewajarnya saling berbagi jangan cenderung mengkesploitasi.
Semoga kita menjadi lebih bijak dalam menyikapi setiap persoalan yang datang menerpa, sekaligus bisa mencari solusi tanpa merugikan makhluk hidup lain.
Jadi, dari sekian minuman itu, kami hanya pernah meminum kopi luwak dalam bentuk Luwak White Coffee. Eh passwordnya apa ya :D!
Oh ya, artikel ini belum berakhir ya. Besok in sya Allah akan muncul artikel pembahasan lengkap per minuman itu. Terima kasih sudah berkunjung dan mohon sabar menanti :D!
Sumber :
http://www.ijencoffee.com/model/arabika-bat-coffee/
Post a Comment
Post a Comment