Setelah beberapa waktu lalu membahas kopi yang berasal dari beberapa feses hewan. Kali ini pembahasannya agak dalam tentang menelisik gajah Thailand yang menghasilkan kopi Black Ivory
1. Latar Belakang Gajah Thailand yang Menghasilkan Kopi Black Ivory
Seorang pengusaha asal negara Kanada, Blake Dinkin, telah merealisasikan ide briliannya yang didapat setelah melihat olahan kopi luwak. Ia memproduksi biji kopi Black Ivory dengan memasukan buah kopi ke dalam makanan para gajah di Thailand. Buah kopi kemudian dicerna gajah dan dikeluarkan melalui kotorannya. Lalu diambil biji-biji kopi hasil cernaan gajah tersebut.
Bermula pada tahun 2003 silam, Dinkin mengikuti proses produksi kopi luwak di Ethiopia dan setahun setelahnya muncul wabah SARS di daerah itu. Di saat yang sama pada tahun itu mulai muncul kondisi memprihatinkan dari penangkaran dan budidaya luwak. Kandang yang kurang terawat, mengerikan sekaligus memprihatinkan. Sehingga muncullah permasalahan dalam memproduksi kopi luwak.
Beberapa saat kemudian, Dinkin mendapat laporan bahwa gajah-gajah Afrika menyerang lahan perkebunan kopi warga setempat. Mereka memakan biji kopi sekaligus merusah lahan. Padahal kondisi perkebunan kala itu menghasilkan kopi yang bagus. Akibatnya para petani geram dan mulai memburu para gajah, bahkan membunuhnya.
Barulah Dinkin mendapat ide supaya mengolah kopi dari feses gajah. Sehingga para gajah bisa dimanfaatkan kelangsungan hidupnya dan para petani tidak membunuh hewan tersebut.
Sejak kejadian itu, Dinkin banyak melakukan riset salah satunya perbedaan spesies gajah yang ada di dunia. Ia juga meriset tentang kelayakan gajah dan kelayakan buah kopi yang dikonsumsi gajah di sana.
Uji coba pertama dilakukan saat ia berada di Kanada dan dilakukan selama dua tahun. Lalu ia juga sempat berpindah ke kampung gajah Way Kambas, Sumatera, Indonesia. Namun, masih belum menemukan formula yang tepat dan optimal.
Lalu ia terbesit untuk mengembankan di lokasi yang menurutnya dapat memperlakukan para gajah dengan etis. Ia berpendapat bahwa perlakuan ini dapat mempengaruhi kualitas biji kopi yang dihasilkan. Populasi gajah yang cukup untuk memproduksi dan memenuhi kebutuhan pasar juga menjadi salah satu pertimbangannya. Maka terpilihlah Thailand sebagai negara tempatnya memproduksi Black Ivory Coffee ini.
Lokasi produksi berada di The Golden Triangle Asian Elephant Foundation, tepatnya di Chiang Rai, Thailand. Lokasi tersebut merupakan badan amal pemerintah Thailand yang berfungsi melindungi keberlangsungan hidup para gajah. Di sisi lain, Thailand menghasilkan biji kopi jenis arabika yang tentu rasanya enak, tidak terlalu pahit cenderung masam.
Namun, hal ini hanya berlangsung selama sekitar 4 sampai 5 tahun karena setelahnya tempat produksi pindah ke Surin. Alasan Dinkin melakukan hal ini karena butuh jumlah gajah yang lebih banyak, mengingat banyaknya permintaan pasar yang ada kala itu.
2. Proses Pengolahan Kopi Black Ivory
Buah kopi tidak langsung diberikan begitu saja kepada para gajah, tetapi harus dicampur dengan pakan lain agar tidak mempengaruhi rasa buah kopi itu sendiri. Biasanya, dicampuran dengan pakan berupa pisang, dedak, lalu barulah buah kopi dimasukkan. Waktu yang dibutuhkan bisa sampai 15-30 jam untuk gajah mencerna biji kopi di dalam perut.
Setelah gajah memakan biji kopi, kemudian biji kopi tersebut akan dikeluarkan bersama kotoran gajah. Umumnya, pemisahan biji kopi ini melibatkan warga setempat, yaitu memisahkan biji kopi yang layak untuk diproses lebih lanjut. Pemilihan ini dilakukan secara detail agar kopi yang dihasilkan benar-benar berkualitas sangat baik.
Proses berikutnya adalah pencucian dan pengeringan. Biji kopi akan dicuci sampai bersih dan tidak bau lalu dikeringkan dengan memanfaatkan panas matahari alias dijemur. Hal ini juga berguna untuk mengekstrak kafein yang terkandung di dalam biji tersebut.
Setelah dirasa sudah cukup kering permukaan luarnya, biji kopi akan dibelah menjadi dua untuk memastikan apakah sudah kering sempurna atau belum.
Dinkin pun turut mempertimbangan kualitas biji kopi dan terus melakukan inovasi demi menemukan sumber buah kopi terbaik. Ia terus meriset asal tanaman buah kopi, juga ketinggian lahan budidaya buah kopi tersebut. Tak hanya itu saja, ia juga meneliti teknik pemrosesan terbaik dan bahkan penyortiran size bean. Ia pun tak luput untuk memastikan temperatur suhu pemanggangan dan pengemasan biji kopi yang siap digunakan.
Maka berdasarkan itu semua, kualitas Black Ivory Coffee ini tidak diragukan lagi. Sehingga semakin banyak permintaan atas konsumsi olahan biji kopi ini.
3. Penyeduhan Kopi Black Ivory
Biji kopi Black Ivory ini bisa diseduh dengan manual brewing. Disarankan sih dengan manual brewing agar rasa aslinya keluar seperti metode syphon atau chemex.
Biji kopi ini memiliki rasa khas sekaligus aroma yang berbeda dari kopi biasanya. Tekstur rasanya cukup ringan. Bahkan lebih condong dengan sensasi rasa cokelat. Lalu ada juga rasa dan aroma bunga. Bahkan ada juga rasa rempah-rempah.
Di dalam perut gajah terdapat enzim yang dapat memecah protein yang terkandung di dalam buah biji kopi. Nah dengan kadar protein yang sedikit maka kadar kepahitan jauh lebih sedikit bahkan mampu menghasilkan rasa biji kopi yang lebih halus.
4. Harga Kopi Black Ivory
Kopi Black Ivory ini termasuk salah satu kopi termahal di dunia yang dibanderol dengan harga mahal. Menurut situs resminya, harga kopi blend ini kisaran Rp 677.000-an per 35 gram pada saat itu. Kopi blend ini maksudnya adalah bukan kopi murni ya, ada campuran dari coffee beans lain. Sementara kopi murni Black Ivory Coffee dibandrol dengan kisaran harga Rp 1.700.000-an per 35 gram. Mahal ya :D! Namun, ada juga paket 3 bungkus masing-masing isi 35 gram seharga Rp 4.230.000-an.
Dari hasil penjualan ini juga ada persentase bagi hasil ke bagian program-program konservasi gajah lho.
5. Pemasaran Kopi Black Ivory
Kopi Black Ivory belum dijual secara bebas. Mengapa? Hal ini dikarenakan kuantitas hasil produksi yang langka serta proses produksi yang membutuhkan waktu lama.
Jika ada yang berminat bisa kunjungi negara Thailand, Maladewa, dan Abu Dhabi untuk membelinya.
Jauh ya, harus terbang dulu :D. Namun, tak apa, demi mengicipi rasa yang enak dan unik sekaligus. Bisa produknya yang diterbangkan ke tempat kita atau kitanya yang terbang ke sana.
6. Penutup
Nah, itulah beberapa informasi singkat mengenai Black Ivory Coffee atau kopi gajah. Dari sumber dan bahkan prosesnya pun mirip dengan kopi luwak. Namun, yang membedakan adalah rasa dan aroma yang dimiliki. Bahkan harganya pun berbeda. Hmm, jadi penasaran sama rasanya nggak? Kuy icip :D
Sumber :
https://www.kompas.com/food/read/2020/12/07/093406275/apa-itu-black-ivory-coffee-kopi-mahal-dari-kotoran-gajah?page=all
https://blog.lakopi.id/mengenal-black-ivory-coffee/
https://ngopimalamhari.wordpress.com/2017/02/19/kopi-gajah-black-ivory/
Harganya luar biasa, ya. Sepadan dengan prosesnya yang memang memakan waktu yang tidak sebentar dan hasil yang memuaskan untuk memenuhi hasrat para pecinta kopi
ReplyDeleteini prosesnya sama kayak kopi luwak ya mbak? sebagai warga Indonesia yang belum punya hajat dan biaya ke Thailand, aku minum kopi lokal Indo aja deh mbak hohoh
ReplyDeleteMasyaAllah keren banget pemikiran Dinkin ya mb. Bisa menciptakan ide brilian seperti ini.. dan ternyata, proses pencernaan biji kopi oleh gajah lama banget ya. 15-30 jam. Bener aja butuh banyak gajah untuk menghasilkan kopi black ivory ini.
ReplyDeleteBiji kopinya keluar utuh juga ya kak? Aku kira cuma luwak aja yang bisa menghasilkan kopi hehe
ReplyDeleteTernyata selain luwak kopi, ada juga kopi black ivory yang melalui proses gajah...
ReplyDeleteTapi harganya luar biasa,,, dan tempatnya jauuuhhhhh ....😁
mbakkkk karena membaca tth prose skopi luwah di postingan mbak arsy aku udah mual ini malah dapat lagi ya allah mbakkkkkk aselik deh sejati emang wawasan kulinernya.
ReplyDeleteantara seneng dan senep membacanya sennag akrena ada wawaan baru tapi seneng kalo terus terngiang ngiang hahahaha itu biji meski maasih tertutup kullt kenpa aku memikirkan hal aneh2 duh aku tuh
btw harganya sebanding. uang belanja ya hahaha
Masyaallah, nice info!
ReplyDeleteBeneran baru tahu ada kopi begini. Aya-aya wae nya
Tapi nggak mau ah nyobain, heheheh
Aduh kalau liat proses pembuatannya kayaknya bakal gak jadi ngopi hehehe
ReplyDeleteHarganya sesuai, ya dengan bentuk gajah yang besar :)
Waw.. Aroma kopi hitam tuh emmmmm.... Maktap mbaa
ReplyDeleteJadi penasaran pingin menikmati kopi black ivory.... Tapi harganya?!
ReplyDeleteSebagai coffee lover aku terkesima dengan harga yang dibanderol black ivory ini. Tapi jika menarik proses kebelakang, prosesnya lebih pelik dibanding kopi luwak. Belum lagi perilaku gajah yang lebih mirip manusia, sangat wajar kopi ini menjadi pricy. One of listing as coffee wanna try.. Tapii kapan?? Mbak Asry bikin dong di kafe Sajian Kira wkwk
ReplyDeleteItu secangkir kopi sama dengan uang belanja dua minggu. Benar-benar luar biasa, padahal fases gajah itu besar banget. Hiii.... Seru juga ya.
ReplyDeleteWah ternyata harganya sangat mahal ya kak ..dan aku baru tahu ulasan lengkapnya setelah baca ini...
ReplyDeletebikin penasaran nih sama aromanya, harganya jga pasti ga main2 nih kyak kopi luwak yaa..setimpal lah dgn prosesnya
ReplyDeleteAku masih penasaran nih mba.. Biji kopi yg dimakan gajah dipilih yg paling baik jg gak ya?
ReplyDeleteKayaknya kalau luwak, mereka bisa memilah biji nya juga ya mba?
Ada kopi luwak, ada kopi black ivory.. Kopi luwak aja bikin penasaran.. Gimana ya kalau nyoba black ivory?
ReplyDeletewaaah aku baru tau loh mba kalo ada kopi dari gajah :O
ReplyDeletebtw orangnya keren banget ya bisa kepikiran gajah, apalagi tujuannya biar gajah ga dibburu